Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Uang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Uang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Februari 2016

Umat Muslim Palestina Bantu Renovasi Gereja Tempat Kelahiran Yesus

- 0 komentar
Sebuah tim ahli Palestina dan Internasional memimpin pemulihan terbesar gereja bersejarah setelah terbengkalai selama 600 tahun. Pembersihan dari debu yang tertimbun selama 600 tahun akhirnya dapat memancarkan kembali mosaik bergambar para tentara salib. Perbaikan struktur bangunan dimulai dari atap yang rapuh dan jendela akhirnya memunculkan harta karun seni yang tidak ternilai.
"Untuk pertama kalinya Anda dapat melihat, ketika Anda pergi, mosaik benar-benar megah dan indah dan unik di seluruh dunia," kata Ziad al-Bandak, yang memimpin komite Palestina yang bertanggung jawab atas restorasi.
Gereja Nativity terletak di Tepi Barat dibangun oleh Santa Helena pada abad IV di atas gua yang dipercaya sebagai tempat Maria melahirkan Yesus Kristus. Gereja Nativity membutuhkan pemulihan untuk beberapa waktu sekarang, dan telah mengalami sejumlah insiden selama bertahun-tahun - termasuk Mei 2014, di mana kebakaran terjadi setelah lilin dinyalakan membakar tirai di gua gereja.
Gereja Nativity ini dihormati sebagai salah satu situs suci oleh umat Kristen dan beberapa sekte Muslim. Sekalipun Palestina mayoritas berpenduduk Muslim, namun mereka menganggap gereja itu sebagai harta yang berharga. Tempat itu bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang akan mengundang banyak turis.

Kepemilikan gereja dibagi oleh 3 denominasi Kristen yang berbeda yaitu Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia. Ini sesuai perjanjian pada abad ke-19 bahwa ketiga gereja tersebut diberi tugas dan tanggung jawab untuk pemeliharaannya. Otoritas Palestina telah menyatakan akan membantu Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia mendanai biaya restorasi.
Al-Bandak mengatakan gereja-gereja dari denominasi yang berbeda telah "sangat kooperatif" selama proses restorasi, yang diharapkan memerlukan tiga tahun untuk menyelesaikan, dan mencatat bahwa renovasi terjadi sudah dapat digambarkan sebagai "revolusioner."

Dia menambahkan bahwa ada tambahan $11.000.000 yang dibutuhkan dalam hal pendanaan, meskipun Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah berjanji untuk membantu dan berperan dalam penggalangan dana.

"Dia mengatakan kepada saya dari awal: Bahkan jika Anda tidak memiliki uang untuk maju, mulailah. Ini adalah tempat yang suci dan uang akan datang dengan sendirinya," Al-Bandak mengungkapkan.

Dia menambahkan: "Kami sangat bangga akan hal itu karena ketika kita melindungi warisan nasional kita, sejarah kita, kita melindungi masa depan kita."
Sumber : disini
              disini
[Continue reading...]

Selasa, 14 Juni 2016

Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 5 : Warga muslim di Pakistan ikut kerja bakti bangun gereja

- 0 komentar

Penduduk Desa Khalsabad, Kota Gojra, Provinsi Punjab, Pakistan, sedang bahu-membahu membangun sebuah gereja. 

Upaya ini justru dilakukan lebih giat oleh warga mayoritas muslim di desa itu. Selain ikut kerja bakti bersama penganut Kristen, umat muslim di Khalsabad sekaligus menggalang dana.

BBC melaporkan, Minggu (12/6), sedikitnya 143 orang warga muslim sudah mendonasikan uangnya untuk pendirian gereja. Sementara pemeluk Kristen di desa itu hanya 70 orang.

Dilawar Hussain, penjaga toko yang beragama Islam, mengaku tak keberatan menyumbangkan uang untuk pembangunan gereja. "Bangunan ini sama-sama rumah Allah," ujarnya.

Warga lain, Muhammad Asif, ikut bekerja menyusun pondasi gereja serta melapis bata. Membantu tetangga baginya merupakan perintah agama. "Kami punya masjid, tapi tetangga Kristen kami selama beberapa waktu tidak punya tempat. Mereka berhak beribadah di gereja," kata Asif.

Romo James Paul, asisten uskup yang membawahi gereja-gereja termasuk di Khalsabad, merasa terharu melihat kerja sama warga muslim-kristen. "Beginilah seharusnya manusia hidup, saling bantu membantu," ujarnya.

Dikutip dari Daily Pakistan, gereja di Khalsabad hancur tahun lalu akibat terjangan banjir. Umat Kristen awalnya beribadah di rumah masing-masing.

baca juga : Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 1 : Ormas muslim AS galang dana bangun kembali gereja dibakar


Dua bulan lalu, perwakilan umat Islam justru aktif menawari pendirian gereja baru agar warga Kristen bisa beribadah lebih khusyuk. Romo Paul berharap tindakan warga Gojra bisa menghapus citra Pakistan yang buruk soal toleransi beragama.

sumber : disini
[Continue reading...]

Kamis, 29 September 2016

Kesaksian Basuki Tjahaha Purnama (Ahok)

- 0 komentar
Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. 

Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.


baca juga : Sebuah Quotes dahsyat dari Ahok: Kita harus biasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. 

Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. 

Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. 

Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. 

Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.


baca juga : Patut jadi Panutan, Ahok: Saya Mempermalukan Gereja Kristen kalau Korupsi!

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. 


Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. 

Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! 

Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. 

Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,” dan Tuhan telah memberikan 

PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami Tuhan.


baca juga : Di Gereja Kristus Yesus (GKY) Pluit ; Ahok Menuai Cintanya

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. 


Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. 

Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. 

Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.


baca juga : Gara-Gara Kaki Terinjak di Gereja, Jadi Awal Mula Kisah Cinta Ahok Dan Veronica

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. 

Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. 

Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. 

Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

baca juga : Prinsip-prinsip Ahok dalam Berpolitik dan Memimpin.


Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. 


Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. 

Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. 

Berikutnya Tuhan bertanya, “Siapa yang mau Ku-utus?” Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.
Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. 


Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. 

Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. 

Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus.

Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. 


Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. 

Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. 

Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Tuhan kita luar biasa.


baca juga : Ahok ke Jemaat Gereja: Doakan Kami Bisa Mewujudkan Keadilan Sosial


Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka.


Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. 

Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. 

Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. 

Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. 

Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. 

Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. 

Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. 


Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. 


Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. 

Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. 


Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 28 Oktober 2016

Doa Bapa Kami Dipanjatkan di Irak Rayakan Kekalahan ISIS di Kota Batella

- 0 komentar


BARTELLA, - Kendati keadaan belum aman sepenuhnya, beberapa orang Kristen Asyur telah berani pulang ke kampung halaman mereka di kota Bartella, sebuah kota di bagian utara Irak yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. 

ISIS telah kalah dan berhasil dihalau dari kota itu.

Mereka menegakkan kembali salib yang pernah dilenyapkan. 

Mereka memasuki ruang gereja yang berantakan dan memanjatkan Doa Bapa Kami, doa universal yang diajarkan Yesus kepada umat Kristen yang mengajarkan kepasrahan, pengharapan dan pengampunan.

Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS telah dua tahun mengendalikan kota itu. 

Tetapi sejak awal pekan ini, mereka digempur dan takluk kepada pasukan Irak yang didukung oleh koalisi pimpinan AS. ISIS praktis telah terhalau dari kota itu.

Ini mendatangkan sukacita bagi warga Kristen Asyur. Los Angeles Times menggambarkan sukacita itu lewat Hussam Matti, salah seorang penduduk Bartella, yang pulang dan merayakan kekalahan ISIS. 

Ia berlutut ke tanah, meraih dua genggam tanah dan menuangkannya di atas kepalanya. Itu cara dia merayakan telah kembalinya dirinya ke Bartella.

"Ini adalah bumi Bartella," teriaknya. "Ini tanah kami."

Pasukan pemerintah awal pekan ini merebut kembali kota Bartella, yang jaraknya delapan mil di sebelah timur Mosul. 

Namun sampai hari Sabtu, suara desing peluru dan pertempuran masih berlangsung. Kota ini merupakan jalur penting menuju Mosul, kubu utama terakhir ISIS.

Pertempuran juga masih terus berlangsung di Kirkuk, 100 mil di sebelah tenggara Mosul, di mana militan ISIS sebelumnya telah meluncurkan kontra-serangan besar. 

Para pejabat lokal mengatakan sedikitnya 80 orang tewas dalam operasi itu, sebagian besar aparat keamanan Kurdi, dan sekitar 170 luka-luka.

Mayat 56 gerilyawan ISIS telah diangkut dari kota itu, kata para pejabat setempat.

"Hampir semua teroris yang masuk Kirkuk telah dieliminasi, dan kami memiliki kontrol penuh, kecuali mungkin satu daerah di mana mereka sedang dpaksa akan keluar," kata Perdana Menteri Irak Haider Abadi setelah pertemuan di Baghdad dengan Menteri Pertahanan AS Ash Carter pada hari Sabtu.

Pulang ke Rumah adalah Perayaan

Dikuasainya Bartella dianggap sebagai langkah besar karena sebelumnya ini merupakan rintangan penting menuju Mosul. 

Dan bagi warga, kembali untuk pertama kalinya ke Bartella  sejak militan ISIS diusir pekan ini, merupakan perayaan.

Dulu mereka tidak pernah terpikir kota kecil berpenduduk 20.000 ini akan jatuh ke dalam cengkeraman ISIS. 

Tetapi dua tahun lalu ISIS memasuki kota dan mengumumkan kekhalifahan mereka.

Beberapa minggu setelah Mosul jatuh, warga Bartella masih berkumpul di kafe-kafe kecil minum kopi dan bermain domino. Mereka masih yakin bisa tinggal di kota itu. 

Lalu para jihadis ISIS menghancurkan semua ketentraman. Mereka menghabisi tentara pasukan Kurdi yang menjaga Bartella.

Para warga Kristen itu pun mengungsi.

Minggu ini, dalam kampanye untuk membebaskan Mosul, anggota pasukan elit Counter-Terrorism Services Irak menghalau militan ISIS dari Bartella. Itu merupakan pertempuran yang brutal.

Tembak-menembak terjadi di jalanan dan di berbagai front.

Pasukan Irak berhasil sepenuhnya merebut kembali kota Bartella, walau masih menghadapi perlawanan di beberapa kantong perlawanan.

Bagi Matti, meskipun masih berbahaya, tidak ada ketakutan untuk pulang, setelah dua tahun mengungsi ke Baghdad.

"Dalam dua tahun ini saya (serasa) mati. Sudah 32 tahun saya hidup -- saya akan melupakan mereka (ISIS). 

Sekarang saya lahir kembali," kata dia, didampingi beberapa anggota pasukannya, semuanya adalah milisi Kristen Kurdi.

Mereka membawa dua potong kayu untuk dijadikan berbentuk salib. Mereka membawanya ke puncak Mar Smony, gereja di sisi timur kota. 

Mereka mengangkat salib ke atas kubah gereja dan menghiasinya dengan bendera Irak. 

Salah seorang dari mereka, dengan sentuhan upacara, menyusun dekorasi kandang Natal yang ia dapatkan dari dalam ruangan gereja yang sudah hancur.

Para pejuang ISIS telah merubuhkan semua salib ketika mereka menyerbu kota itu dua tahun lalu.

"Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Menangis? Tertawa? Saya belum percaya ada di sini, " kata Khaled Shamoun, seorang milisi Kristen berusia 52 tahun, memandang salib ketika seorang prajurit membunyikan lonceng gereja terdekat.

Shamoun telah kembali dari Baghdad empat hari sebelumnya bersama dengan anaknya untuk bergabung dengan milisi Kristen lain di daerah itu. 

Ia sangat ingin pergi ke kampung halamannya Qaraqosh, sebuah kota Kristen Asyur terletak 20 mil sebelah tenggara Mosul, yang masih dikuasai ISIS.

Para milisi itu kemudian masuk ke dalam gereja di antara buku-buku doa yang hangus dan mimbar kayu yang porak-poranda. 

Mereka duduk di bangku di depan altar kuno gereja Mar Shmony. Serempak mereka memanjatkan Doa Bapa Kami.

Gereja yang berantakan itu mengingatkan mereka pada apa yang pernah hilang: Mar Shmony dulunya tempat yang elegan untuk beribadah. 

Ia kini hancur. Di beberapa tempat, ada tulisan-tulisan grafiti yang dipakai ISIS untuk menegaskan bahwa mereka menguasai properti itu.

Kemenangan yang Pahit

Bagi beberapa orang seperti Saher Shamoun, seorang tua yang datang untuk memeriksa rumahnya, kemenangan atas ISIS itu terasa pahit.

Dia menatap tumpukan batu dan baja, sisa-sisa dari rumahnya yang diruntuhkan. Rumah itu dia bangun dengan menabung dari gajinya sebagai pegawai pemerintah.

Meskipun ia telah mendengar dari teman dan melihat gambar satelit dari Google Earth yang menunjukkan bahwa rumahnya telah hancur, dia bersikeras datang untuk melihat sendiri.

"Ketika saya melihat itu hati saya terkatup," katanya. "Anak-anak saya tinggal dan menikah di sini, dan anak-anak mereka tinggal di sini." Dia mengatakan dia tidak memiliki uang untuk membangunnya kembali.

"Orang-orang akan datang dan kembali ke rumah mereka .... Apa yang akan saya lakukan, memasang tenda? "kata dia penuh ironi.

sumber : disini
[Continue reading...]

Senin, 11 April 2016

Mencuri di Gereja Paroki Santo Antonius di Jalan Hayam Wuruk Medan, Empat Sekawan Masuk Sel Polisi

- 0 komentar

Tak punya kerjaan tetap, empat pria ini mencuri barang-barang milik gereja Paroki Santo Antonius di Jalan Hayam Wuruk Medan, Senin (11/4/2016)

MEDAN, Riyan (20), Irfan Syahputra (27), Vanroy Stevanus (21) warga Jalan S Parman, dan Jendry Adisman Sitanggang alias Geleng warga Jalan Sei Silau Medan, harus masuk sel tahanan sementara Polsek Medan Baru. Empat sekawan yang tidak punya pekerjaan tetap itu mencuri speaker, mic wareles, mixer dan uang Rp 200.000 milik gereja Paroki Santo Antonius di Jalan Hayam Wuruk Medan.

baca juga : Pelaku penggelapan dana Gereja, di hukum 8 tahun penjara

Petugas Unit Reskrim Polsek Medan Baru meringkus para pelaku berdasarkan laporan Antonius Devilos Tumanggor (32) warga Jalan Karya Masjid, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, yang merupakan pengurus gereja.

"Kita mengamankan bon penjualan barang curian. Pengurus gereja melaporkan kehilangan barang-barang milik gereja, kami langsung merespon dan berhasil menangkap para pelaku," kata Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Bonic, Senin (11/4/2016).

baca juga : Kepergok mencuri waktu Misa, wanita muda di polisikan

Saat ini keempatnya sedang menjalani pemeriksaan. Ronni bilang, para pelaku akan dikenakan Pasal 363 KUHPidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

sumber: disini
[Continue reading...]

Selasa, 14 Juni 2016

Kisah sejuk umat muslim bantu gereja PART 2 : Warga muslim Kairo bantu pembangunan gereja Koptik

- 0 komentar
Kelompok Muslim di Mesir mengumpulkan dana demi membantu pembangunan sebuah gereja Koptik di Al Manufiyya, Kairo utara pada April 2015.

Awalnya umat Kristen Koptik di kawasan itu kekurangan dana. Uskup Benyamin kemudian menghubungi rekannya pemimpin umat muslim mengenai masalah tersebut.

Tak dinyana, masyarkaat beragama Islam di Kairo bersemangat mengumpulkan dana. Anak-anak hingga orang tua dari keluarga muslim ikut menyumbangkan uang demi pembangunan gereja tersebut, seperti dilaporkan Kantor Berita Fides (25/4).

Uskup Bunyamin berterima kasih atas dukungan warga mayoritas muslim. Dia berharap hubungan antara sesama penduduk di kawasan Kairo Utara akan terus kondusif.

baca juga : Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 3 : Saat Ramadan, Takmir masjid Kanada bantu rehab gereja


Jumlah penganut Koptik mencapai 10 persen dari total 82 juta penduduk Mesir. Namun selama beberapa tahun terakhir, diskriminasi terhadap umat minoritas itu meningkat di Negeri Piramida sejak diktator Husni Mubarak digulingkan.

sumber : disini
[Continue reading...]

Senin, 01 Agustus 2016

Tolak Beri Uang, Pastor Belgia Ditikam Imigran Pencari Suaka

- 0 komentar



LANAKEN – Pastor Jos Vanderlee ditikam oleh seorang imigran pencari suaka di rumahnya di Lanaken, Belgia. 

Pria berusia 65 tahun itu diduga ditikam karena tidak mau memberikan uang kepada pelaku.

Insiden bermula ketika pelaku masuk ke rumah Pastor Vanderlee pada Minggu 31 Juli 2016. 

Pria itu meminta izin untuk mandi di rumah Vanderlee. 

Setelah mandi, pelaku lalu meminta uang yang segera ditolak oleh Pastor. Kesal, pelaku langsung menikamnya.

Otoritas Belgia tengah menyelidiki insiden tersebut. Namun, mereka tidak mau menganggapnya sebagai sebuah serangan teroris. 

“Meski kami terkejut, kami menekankan insiden tersebut tidak berhubungan dengan aksi serangan teror dalam tahap penyelidikan awal ini,” ujar Wali Kota Lakanen, Marino Keulen, seperti dimuat Telegraph, Senin (1/8/2016).

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pria itu adalah imigran pencari suaka di Belanda. 

Namun, ia terjebak di Lanaken yang berada dekat perbatasan dengan Negeri Tulip. 

Laporan lain menyatakan, pria itu diduga sengaja mengaku sebagai pencari suaka sehingga diizinkan masuk ke rumah Pastor Vanderlee.

Pastor Vanderlee sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit usai kejadian. 

Ia menderita sejumlah luka tusukan di tangan. Pastor Vanderlee diharapkan segera pulih dari luka yang dideritanya.

Insiden tersebut terjadi hanya satu pekan setelah pembunuhan terhadap Pastor Jacques Hamel di sebuah Gereja Katolik di Normandia, Prancis. 

baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi 

Kedua pelaku sempat menyatakan kesetiaan mereka terhadap kelompok militan ISIS sebelum melakukan serangan teror.

sumber : disini
               disini
[Continue reading...]

Rabu, 20 April 2016

Romo Rantinus: Imam yang akan Dijagokan masyrakat, utk dijadikan Calon Bupati

- 0 komentar

Ia dikenal sebagai imam yang berani, menjadi suara bagi mereka yang tertindas karena tidak berdaya berhadapan dengan praktek ketidakadilan.

Namanya Romo Rantinus Manalu Pr, imam di Keuskupan Sibolga, Sumatera Utara.

Akhir-akhir ini, nama Romo Rantinus ramai dibicarakan. Ia sedang digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan bupati di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun depan.

Berbicara kepada Katoliknews.com, ia mengatakan, ada kehendak kuat dari warga agar ia bisa maju, bersama teman seperjuangannya Ustad Solidikin Lubis.

Ia menjelaskan, kini masyarakat tengah sibuk mengumpulkan banyak KTP untuk mengusung mereka.

Namun, kata dia, dirinya belum bisa memastikan apakah akan maju atau tidak.  “Untuk menjawab iya atau tidak, itu bukan tergantung saya. Tapi jawaban pasti datangnya dari pihak yang berwewenang yakni gereja. Hal itu karena saya seorang pastor,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Ia memang menyatakan, secara pribadi akan siap menerima tawaran itu. “Sebagai manusia jika saya ditawari jabatan seperti itu, pasti mau,” ujarnya.

Namun, lagi-lagi, kata dia, tergantung pada keputusan pimpinannya.
Keterlibatan petugas Gereja seperti Romo Rantinus dalam politik praktis memang diatur dalam Kitab Hukum Kanonik 287 pasal 2.

Di situ dijelaskan bahwa “Janganlah mereka (klerus) turut ambil bagian aktif dalam partai-partai politik dan dalam kepemimpinan serikat-serikat buruh, kecuali jika menurut penilaian otoritas gerejawi yang berwenang hal itu perlu untuk melindungi hak-hak Gereja dan memajukan kesejahteraan umum”.

Jalan untuk Romo Rantinus memang tidak mudah. Karena itu, ia mengatakan, keputusan tidak hanya ada di tangannya.

Pembela Masyarakat Kecil
Dorongan kuat warga agar Romo Rantinus terjun dalam politik praktis dipicu oleh pengakuan akan komitmen imam itu pada upaya menghadirkan perubahan di tengah masyarakat.

Warga Tapanuli Tengah, punya pengalaman buruk dengan bupati sebelumnya, Bonaran Situmeang yang dijebloskan ke dalam penjara tahun lalu, karena kasus suap.

Romo Rantinus menjadi bagian dari masyarakat yang getol menyuarakan protes pada kebijakan Bupati Bonaran.

Bahkan, pada 2013, ia sampai ditetapkan sebagai tersangka dengan tudingan pencemaran nama baik, setelah menyampaikan sebuah pengumuman di koran, mengajak masyarakat berdemo dan mengecam Bupati Bonaran.

Ia bersama Ustad Sodikin Lubis dan beberapa rekannya, menuding bupati itu abai terhadap janji-janjinya saat kampanye.

Pada tahun 2009, Romo Rantinus juga aktif menggelar aksi dan berdiri bersama masyarakat yang lahannya diambil untuk menjadi lokasi perkebunan sawit.

Kala itu, Romo Rantinus juga ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, upayanya tidak kendur, karena nyalinya tidak ciut, meski berhadapan dengan berbagai kekuatan pebisnis yang berkongkalikong dengan aparat.

Romo Rantinus sendiri menyadari dukungan yang ia peroleh sekarang merupakan buah dari komitmennya itu.

“Ini dampak dari perjuangan hak-hak asasi manusia yang saya tunjukkan,” katanya.

“Ketika kita berjuang untuk masyarakat kecil, mereka mungkin melihat bahwa  orang ini yang bisa memperjuangkan kita,” lanjutnya.

Ia menambahkan, masyarakat muak dengan para pemimpin di Tapanuli Tengah.

Menurut mereka, pemimpin-pemimpin selama ini moralitasnya sangat rendah dan lebih mementingkan uang.

“Karena moralnya rendah akhirnya banyak yang masuk bui” imbuhnya.

Ia juga mengatakan, masyarakat yang mengusungnya saat ini bukan hanya dari Katolik, tetapi juga dari agama lain.


“Dari umat katolik sendiri, justeru banyak yang melarang. Yang mengusung kami dari berbagai latar belakang,” katanya. 

Sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 03 Mei 2016

Orang kepercayaan Santosa dan profil dan jejak kejahatannya yg banyak menimbulkan korban jiwa orang Kristen Poso.

- 0 komentar
Poso - Komandan Mujahidin Indonesia Timur Santoso memiliki orang kepercayaan, yakni Basri. Bersama Ali Komara, Basri selalu menempel alias berada di samping Santoso.

Dari sekian banyak pengikutnya, Santoso paling percaya dengan Basri. Siapa sebenarnya Basri?

Nama aslinya Mohammad Basri bin Baco Sampe alias Ayas alias Bagong alias Opa.  Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara.

Selama tahun 2002 sampai 2006 Basri bergabung dengan Jamaah Islamiah (JI) Tanah Runtuh, Poso.

Dia ikut pelatihan militer ( Tadrib asykari) tahun 2003 masuk angkatan " UHUD II". Saat itu  peserta sekitar 15 orang yang dilatih oleh  Ustad MAHMUD. Adapun materi latihan adalah perang, menggunakan senjata api, merayap, roling  dan naik pohon pakai tali.


Dalam catatan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Basri pernah terlibat sejumlah tindak kejahatan. Antara lain:

a.  Penembakan Pendeta SUSIYANTI di sebuah Gereja Palu tahun 2003.

b. Pembunuhan terhadap seorang wanita kongkoli di Desa Maranata.

c. Perampokan toko emas Pasar Tua Palu tahun 2004.

d. Penembakan Gereja Emanuel tahun 2004.

e. Pembunuhan terhadap 3 siswi SMU Kristen Poso .

f. Pencurian dengan kekerasan/perampokan uang Pemda Poso di Kantor Pemda Poso tahun 2005.

g.  Peledakan bom di Desa Kauwa tahun 2005.

h. Peledakan di Lapangan Kasintuwu Poso tahun 2006.

i. Pembunuhan Kades Pinedapa.

j. Melawan petugas Kepolisian yang sedang melakukan tugas pada hari Kamis tanggal  22  Januari 2007 di Wilayah Kel. Gebangrejo, Kec. Poso Kota Kab. Poso Sulawesei Tengah.

Atas tindak kejahatannya tersebut, Basri mendapatkan Vonis selama 18 Tahun dan terakhir menjalani hukuman di Lapas Ampana.

Pada sekitar bulan April 2013 Basri melarikan diri dari Lapas Ampana. Dia kemudian pergi ke Bima dan menikahi Nurmi Binti Usman yang saat ini  ikut Basri bergabung dengan kelompok Santoso di Hutan Poso.

Basri bergabung dengan Santoso setelah kembali ke Poso dari Bima. Mereka bersembunyi di  pegunungan biru Poso Pesisir hingga sekarang.


Adapun keterlibatan Basri selama bergabung dengab MIT pimpinan Santosi antara lain:

1. Penembakan Mapolsek Poso Pesisir Utara Tgl 10 Juni 2014,

2. Bom di depan Pos Polmas Pantango Lemba Tgl 24 Feb 2014

3. Bom Pantango lemba (Bom Tangki seprot Hama) di Jalan tgl 25 Feb 2015,

4. Bom di DEWUA tgl 9 Okt 2014,

5. Penyerangan Mobil Taktis Brimob di Jl Tangkura tgl 7 Nop 2014,

7. Penculikan 2 warga di Sedoa tgl 15 Des 2014,

8. Penculikan 3 warga Tamadue

9. Pembunuhan warga di Taunca tgl 18 Sept 2014,

10. Pembunuhan/penggal 3  warga di Taunca tgl 16 Jan 2015,

11. Pembunuhan / penggal 3 warga Sausu Tgl 16-17 Sept 2015,

12. Penembakan  IPTU BRYAN.T(alm). Tgl 17 Agstus 2015.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriady mengatakan bahwa memang Basri ini memiliki rekam kejahatan masa lalu. "Dia pernah kami tangkap, kemudian ditahan tapi melarikan diri dari Lapas Ampana," kata Rudy kepada wartawan di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (7/4/2016).


sumber : disini

[Continue reading...]

Rabu, 22 Juni 2016

Vihara di Jawa Timur sediakan makanan berbuka puasa

- 0 komentar


Menjelang beduk magrib, sekitar 100 orang berdiri berjajar di samping Vihara Bodhimanda Sanggar Suci, Lawang, Malang, Jawa Timur. 

Tua, muda, dan anak-anak, yang datang dari berbagai tempat di sekitar Lawang tampak antre, sabar menunggu waktunya berbuka puasa. Mereka antre untuk mendapat buka puasa gratis dari Vihara Bodhimanda Sanggar Suci.

Menu yang disediakan antara lain adalah nasi putih lauk mi goreng dan ayam suwir. Sekitar 100 porsi makanan untuk buka puasa tertata di atas meja besar.

Tak lama kemudian terdengar suara azan dari Masjid Al Ikhlas yang terletak di samping vihara.

Salah satu tamu vihara adalah Mohammad Yasin, 60 tahun, yang datang bersama anaknya. Ia berjalan kaki cukup jauh untuk mendapatkan makanan buka puasa gratis ini.

"Setiap bulan puasa, buka puasa di sini," ujar Yasin. Pria yang sehari-hari berjualan mi ayam ini mengaku terbantu dengan buka puasa gratis karena istrinya tak perlu repot menyiapkan buka puasa di rumah.

Meringankan beban ekonomi

Selain itu juga mengurangi uang belanja setiap hari. "Sangat membantu. Kadang ada yang berbuka puasa saja susah," katanya.

Yasin dan warga lain yang berbuka di vihara menerima seporsi makanan plus teh hangat. Mereka duduk melingkar sambil bercengkerama. Buka puasa ditutup dengan minum teh hangat dan kudapan.

Vihara menyediakan menu yang variatif mulai dari mi goreng, ayam suwir, soto, rawon, kari, opor, ayam bakar bumbu rujak, hingga ayam goreng.

Bagi Yasin, buka puasa cuma-cuma seperti yang disediakan vihara di Lawang ini adalah bentuk nyata toleransi umat beragama di Indonesia.

"Tak ada perbedaan dan tak ada sekat pembatas," ujarnya.
Acara buka puasa gratis dimulai pada 1998 ketika krisis ekonomi membuat harga kebutuhan pokok melambung.

Rohaniwan vihara, Winantea Listiahadi, menuturkan saat itu banyak orang miskin yang kesulitan untuk berbuka puasa. Ia terketuk hatinya untuk saling membantu sesama.

Relawan dan donasi

Ia kemudian mengggalang donasi yang berasal dari paguyuban Metta yang beranggotakan ratusan ribu orang, tak hanya umat Buddha, tapi juga dari pemeluk agama lain. 

baca juga : Pasar Ramadhan disepan Gereja

"Memang yang paling banyak umat di vihara sini," ujarnya.
Selain donasi, ia juga mengatur relawan untuk membantu menyiapkan buka puasa. Ada yang bertugas belanja, menanak nasi, memasak lauk, juga ada yang bertugas membuat minuman.

Setelah selesai, ada lagi yang bertugas menata makanan serta membagikannya kepada mereka yang datang berbuka puasa.

Salah satu relawan yang juga umat vihara, Amelia Wati, 68 tahun, datang setiap pukul 16.00 WIB untuk membantu menyiapkan makan berbuka puasa.

"Membantu ya sejak pertama kali ada buka puasa di sini," ujar Amelia.

sumber : disini

 

 

[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger